
Latar Belakang
Sejarawan David Van Reybrouck mengguncangkan Forum diskusi di Ubud Writers and Readers Festival 2025 dengan kritik tajam terhadap usulan menjadikan Presiden ke-2 RI, Soeharto, sebagai pahlawan nasional. Ia membandingkannya dengan pemberian Nobel Perdamaian kepada Donald Trump, menyinggung sejarah kelam pelanggaran HAM dan represi politik masa Orde Baru.
Fakta Penting
Dalam forum yang dihadiri ratusan peserta internasional, Van Reybrouck menekankan bahwa penghargaan terhadap Soeharto tidak hanya tidak tepat, tetapi juga menyesatkan. “Menjadikan diktator militer sebagai pahlawan nasional sama seperti memberikan Nobel Perdamaian kepada Donald Trump,” ujarnya tegas, Sabtu (1/11/2025).
Dampak Sosial-Politik
Kritik Van Reybrouck menunjukkan perdebatan hangat terkait evaluasi sejarah dan identitas bangsa. Usulan ini, jika terwujud, dapat merusak upaya penyatuan bangsa dan mengabaikan korban pelanggaran HAM.
Penutup
Polemik ini menggugah pertanyaan penting: Apakah penghargaan terhadap Soeharto sesuai dengan nilai demokrasi dan keadilan? Ataukah ini justru menjadi upaya memuliakan masa lalu yang kelam?






